This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, December 11, 2012

Pemikiran Mahatma Gandhi


1. Pendahuluan
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
Maka setidaknya itulah yang melatarbelakangi penulisan makalah ini meskipun didalamnya hanya menyinggung kecil sebagian biografi dan pemikiran seorang Mahatma Gandhi sebagai aktivis di India.

2.     Biografi
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India[1]. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi adalah, pertama-tama dan paling utama, seorang yang religius dalam pencarian akan Tuhan. Selama lebih dari 50 tahun, ia mengejar kebenaran, menyatakan bahwa cara terbaik untuk menemukan kebenaran adalah melalui praktek yang aktif dari nonkekerasan yang belandaskan iman[2].
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.
Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu danIslam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa)[3].
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.

3.     Pemikiran Mahatma Gandhi
Pemikiran Mahatma Gandhi banyak dipengaruhi oleh lingkungan masa kecilnya yakniorang tuanya, desanya dan masyarakat sekitar. Lebih-lebih suasana religius Hinduisme yang menjiwai setiap orang India. Selama perjuanganya di Afrika Selatan, Gandhi mengembangkan lebih dalam keyakinan spiritualnya.
Pemikiran Mahatma Gandhi Sebenarnya tidak begitu kompleks; justru sebaliknya, Gandhi dengan tegas memilih kesederhanaan, tidak hanya dalam menjelaskan ajarannya tetapi juga dalam praktek hidup. Hal itu nampak pada konsepnya tentang Tuhan, alam dan kehidupan dunia.
Konsep pemikiran Gandhi bersumber pada tradisi pemikiran India pada umumnya dan Hindu pada khususnya. Tradisi pemikiran India antara lain mempunyai kecenderungan yang bersifat spiritual, menempatkan intuisi sebagai sarana untuk memperoleh kebenaran; bersifat monistis; selalu mempertimbangkan hal-hal yang bersifat tradisional dan bersedia menerima komentar-komentar dari para pemikir. Pemikiran tersebut mengacu pada coraknya yang bersifat kerohaniahan dan kesediaannya mengadakan adaptasi terhadap aliran-aliran pemikiran yang lain.
Pemikiran Mahatma Gandhi bertumpu pada pemikiran India dan ditumbuh kembangkan oleh pemikiran yang lain yang ia ketahui  sejauh hal itu tidak bertentangan dengan Hinduisme. Adapun konsep-konsep pemikirannya secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tuhan, sebagaimana yang ia yakini adalah kebenaran dan kasih. Tuhan adalah etika dan moralitas. Tuhan merupakan wujud universal yang meliputi segala sesuatu, dan manusia merupakan bagian terkecil. Konsep mengenai Tuhan sebagai realitas tidak dapat dipisahkan dari pemahaman Gandhi mengenai kebenaran.  Gandhi meyakini bahwa eksistensi kebenaran/Tuhan tidak bisa dibuktikan, tetapi hanya bisa dihayati.  Ia mengungkapkan bahwa sifat dan wujud Tuhan bukan personal dan mempribadi, melainkan impersonal dan hanya bisa ditangkap melalui keyakinan dan melalui pemahaman. Dia menulis  “Di sini ada kekuatan misterius yang tidak bisa didefinisikan, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Saya merasakannya, meskipun tidak melihatnya”. Bukti lahiriah tentang Tuhan tidaklah perlu, karena kita pasti gagal merasakannya melalui indera kita. “ Musik ilahi tanpa hentinya akan mengalun dalam diri kita, tetapi perasaan kita yang gaduh akan menelan bunyi musik yang halus itu, yang bunyinya tidak sama dan jauh lebih tinggi dari apa pun yang dapat kita rasakan atau dengar dengan indera kita”. Tuhan/kebenaran tidak bisa dicerap oleh panca indera yang seringkali menipu kita tetapi hanya bisa dirasakan melalui jiwa yang merupakan perwujudan kesucian atau fitrah dalam diri.
Kehadiran Tuhan dapat dirasakan atau dilihat dari adanya realitas di hadapan kita, realitas alam yang teratur, sebagai contoh, bukanlah semata-mata keteraturan yang buta, sebab keteraturan itu mempunyai arah, hukum seperti itu dipahaminya sebagai Tuhan.  Jalan menemukan Tuhan yaitu dengan melihat dan bersatu dengan ciptaan-Nya. Inilah kebenaran yang dimaksud Gandhi, dan bersatu, berdamai, selaras dengan ciptaan itu disebut sebagai ahimsa.
Ahimsa tidak sebatas hanya pada keyakinan atau sikap saja, tetapi lebih merupakan suatu keseluruhan hidup yang ahimsa, yang meliputi pikiran, tindakan, dan ucapan. Ahimsa mencakup seluruh ciptaan, itu artinya bahwa orang harus berlaku secara ahimsa kepada siapa pun. Ahimsaditujukan kepada mereka yang mempunyai keteguhan jiwa, bukan kepada mereka yang lemah dan suka kompromi. Hanya mereka yang mampu mengalahkan ketakutanlah yang sungguh-sungguh dapat memiliki ahimsa, sehingga benar-benar ia menjadi orang yang seluruh hidupnya hanya mau berpegang pada kebenaran atau Satyagraha.
Menjadi Satyagrahi atau orang yang cinta akan kebenaran seseorang diwajibkan untuk melakukan tindakan disiplin diri dan sikap pengabdian, karena penekanannya pada pencapaian ketinggian moral. Untuk itu perlu melatih dan terus menerus dalam disiplin, kesadaran diri dan kebersihan lahir dan batin (Brahmacharya).
Sementara mengenai kebenaran dunia atau alam, adalah suatu ciptaan Tuhan yang digunakan sebagai lahan bagi manusia untuk mewujudkan dirinya dengan bimbingn moral. Gandhi beranggapan bahwa manusia hidup dalam arti yang sebenar-benarnya apabila bersatu dengan alam, karena hakikat manusia akan selalu berhubungan dengan alam atau dunia. Menurut keyakinannya hidup di dunia merupakan jembatan bagi kehidupan yang abadi, sejauah hal itu dimengerti secara sadar.
Mengenai manusia, Gandhi berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Manusia juga mempunyai kasadaran, rasio, kehendak, emosi dan rasa keindahan. Dengan kesadaran manusia dapat mengambil jarak dengan lingkungannya. Sementara rasio menyebabkan manusia sanggup bertanya dan menjawab terhadap kesadarannya. Selanjutnya dengan kehendak dapat direalisasikan apa yang menjadi pemikirannya. Dengan emosinya manusia dapat mengetahui suasana hati dan mengetahui hubungan antar sesama. Ahirnya dengan keindahan manusia dapat menghargai produk budaya bangsa bagaimana corak dan bentuknya[4].

4.     Mahatma Gandhi Perjuangan dan Pemikiran
….apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninitpermusuhan baru.  Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran(satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral[5]. 
Gandhi telah mulai merintis perjuangannya sejak di berada di Afrika Selatan. Pada tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di sana untuk melakukan tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa Afrika Selatan. 
Gandhi menemukan penindasan tidak hanya pada mereka yang membangkang, namun juga pada yang luka-luka dan meregang nyawa. Dalam catatan hariannya, Gandhi menulis, "Saat itu tak ada orang Eropa yang bersedia membantu membalut luka mereka...Kami harus membersihkan luka-luka orang Zulu yang tidak dirawat setidaknya setelah lima atau enam hari yang lalu, karena itu luka-lukanya membusuk dan sangat menakutkan. Kami menyukai pekerjaan kami."Situasi itu menjadi peletup kesadaran Gandhi bahwa kekerasan tak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Bila mata dibalas dengan mata, semua manusia akan gelap mata. Kesadaran lain yang muncul saat itu adalah bahwa ia harus memberikan pelayanan terhadap semua manusia dengan segenap jiwa raganya.
Kesadaran ini diwujudkan dalam prinsip perjuangan: bramkhacharya (mengendalikan hasrat seksual), satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta), swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri) dan ahimsa (tanpa kekerasan terhadap semua makhluk). Setelah itu, Gandhi terus-menerus melakukan perlawanan kesewenang-wenangan dengan gerakan tanpa kekerasan. Misalnya, Gandhi menolak aturan diskriminatif dengan mogok makan, berjalan kaki bermil-mil, membuat garam sendiri ketika semua rakyat harus membeli garam dari pemerintah Inggris, dan sebagainyaBagi Gandhi, hasrat seksual merupakan sumber dari kejahatan dan cenderung mementingkan diri sendiri, yaitu nafsu, amarah, dan agresi. Hasrat seksual dapat ditaklukkan melalui penolakan terhadap adanya pamrih yang selalu mengikuti perbuatan, untuk itulah ia bertekad menjalani prinsip bramkhacharya. Ketiadaan pamrih dapat dilakukan bila jiwa terikat pada prinsip Kebenaran Ilahiah. Inilah prinsip satyagraha, yaitu kepercayaan bahwa jiwa dapat diselamatkan dari kejahatan dunia, dan juga dapat memberikan pertolongan, sejauh jiwa itu senantiasa berada dalam pencariannya terhadap Tuhan melalui kebenaran dan hanya kebenaran.Swadeshi dapat diartikan dalam beberapa arti yang bermacam-macacm oleh kaum politik Indiaitu sendiri. Ada yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli barang-barang buatan Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.
Ada pula yang mngartikan sebagai hanya sebagai usaha positif memajukan kerajinan sendiri, pertukangan sendiri, industrialisme sendiri. Ada yang memandangnya sebagai suatau senjata politik, dan ada yang pula yang memandangnya sebagai suatu usaha ekonomi yang bersangkutan dengan politik sama sekali.Sementara itu, ahimsa adalah kekuatan cinta, suatu penghormatan pada semua bentuk kehidupan. Ini adalah ajaran yang dimiliki semua agama, yaitu manusia memiliki kewajiban menghindari kejahatan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia. Tentang ahimsa Gandhi menyatakan, "Ahimsa...bukan sekadar tingkatan tidak melakukan penyerangan secara negatif tetapi...tingkatan cinta yang positif, berbuat baik bahkan kepada pelaku kejahatan".  Ajaran Gandhi ini didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, kemerdekaan dan kesejahteraan hanya dapat dimulai dari kemandirian individu. Maka masing-masing individu-individu harus mampu menyalurkan hasrat negatifnya pada tindakan-tindakan positif. Kedua, Gandhi meyakini bahwa perkembangan dan kemajuan akan diperoleh tidak melalui konsesi-konsesi dan reformasi-reformasi konstitusional, tetapi melalui perjuangan yang dilakukan oleh rakyat sendiri secara bersama. Untuk dapat membangkitkan kebersamaan itu dibutuhkan kekuatan cinta dan kerelaan untuk mengalami penderitaan rakyat.
Cinta dan penderitaan sesama inilah yang dapat merekatkan perbedaan identitas dalam relasi saling ketergantungan yang dapat menghentikan konflik.Melalui ajarannya itu, sejak tahun 1906, Gandhi terus-menerus berjuang melawan penjajahan dengan cinta dan solidaritas. Sejak tahun itu, Gandhi menyerukan kepada seluruh rakyat India untuk membuat beberapa bentuk kerajinan tangan sehingga tak ada lagi yang akan menjadi beban masyarakat. Gandhi berseru kepada rakyat India untuk menemukan kembali hubungan yang murni dan orisinil antara manusia dengan alam, karena dia yakin bahwa perceraian dengan alam adalah sumber dari segala penyakit.Gandhi berseru agar rakyat mendidik dirinya mengenai dasar-dasar kesehatan dan lingkungan yang sehat, supaya bisa mencegah dan menghentikan bibit-bibit penyakit. Gandhi berseru agar melakukan berbagai aktivitas semacam pemeliharaan hutan dan memelihara lebah, membuat barang pecah belah dan kertas, sehingga tak ada seorang pun yang tidak mempunyai makanan, peralatan atau buku.Gandhi berseru untuk mengembangkan pendidikan dasar melalui program kerja dan belajar di sekolah, sehingga anak-anak tumbuh dengan mengetahui cara membaca, menulis dan bagaimana bekerja dengan tenaga fisik. Gandhi menyerukan kepada rakyat berpartisipasi dalam majelis-majelis desa dan dengan cara ini rakyat dapat belajar memecahkan masalahnya sendiri.Gandhi dengan ajaran anti kekerasan (ahimsa) yang dilakukan untuk kemerdekaan India telah memberi inspirasi kepada seluruh dunia. Dengan ajaran-ajarannya tersebut, hidup sederhana pun ia jalani. Dengan ahimsa perlawanannya cukup memberikan kekuatan kepada rakyat untuk turut serta melawan kekerasan. Ahimsa adalah perjuangan dengan kekuatan cinta dan kasih sayang[6].
Perjuangan untuk tidak menyakiti baik fisik maupun pikiran sehingga ahimsa bukan semata-mata menyakiti secara fisik. Melainkan perjuangan untuk melawan suatu ketidakbenaran. Ajaran ahimsa yang dianut oleh Gandhi menurut penulis merupakan bentuk representasi dari pengalaman uang diterimanya dalam lingkingan keluarganya, karena sebagaimana yang telah diketahui bahwa Gandhi berasal dari keluarga yang religius yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan rasa cinta kasih terhadap sesame.Ajaran selanjutnya dari Gandhi adalah swadesi atau berusaha untuk mandiri dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri. Ini tidak serta merta dilakukan begitu saja, namun harus dibangun sistem untuk menciptakan kekuatan baik pada diri maupun kepada rakyat. Misalnya membangun perekonomian yang menghidupkan kekuatan masyarakat sehingga menghilangkan ketergantungan pada pihak asing. Pendidikan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian ini, karena disinilah karakter masyarakat dibentuk untuk melakukan pengendalian diri. Bagi penulis, ajaran ini merupakan bentuk kekhawatiran Gandhi terhadap masuknya produk-produk asing ke India sehingga masyarakat India semakin konsumtif untuk itulah kemudian dia mengajak rakyat India agar mau untuk memproduksi barang-barangnya sendiri tanpa harus bergantung terhadap produk asing.Bramkhacharya merupakan salah satu prinsip ajaran Gandhi yang terlihat tidak terlalu menonjol dibanding ajaran-ajarannya yang lain.
Ajaran ini memusatkan diri pada pengendalian hawa nafsu (seksual), dimana dia beranggapan bahwa segala kejahatan di muka bumi ini dapa diredam apabila manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya. Bagi penulis ajaran tersebut cukup baik, namun mematikan hasrat seksual bagi manusia dapat menghancurkan peradaban manusia itu sendiri.Melalui satyagraha, berpegang teguh pada kebenaran yang dibarengi dengan teladan membuat Gandhi diikuti oleh banyak pengikutnya. Apalagi dengan ditambah kejujuran dan kesederhanaan Gandhi. Satyagraha menekankan sebuah perjuangan menentang ketidakadilan melalui kesediaan diri menanggung penderitaan. Beberapa gerakan satyagraha yang dipimpin Gandhi di India adalah berjuang untuk para petani miskin pribumi Champaran, pemogokan buruh pabrik di Ahmedabad dan Kheda, melakukan pembaruan pada Konggres Nasional India dan yang paling fonumental adalah mengubah resolusi penting menuntut status dominian bagi India dibawah pengawasan gerakan Satyagraha di seluruh India di Kalkutta pada Desember 1928.
di Amerika Serikat yang terinspirasi oleh perjuangannya dalam menuntut persamaan hak dan penghapusan tindakan diskriminasi antara masyarakat kulit putih terhadap masyarakat kulit hitam.Jika ajaran Mahatma Gandhi diikuti, relatif hal itu akan bisa terhindari. Andaikan banyak pihak mau mengikuti gerakan ahimsa (ajaran yang menolak kekerasan), maka korban kemanusiaan tidak akan terjadi. Karena apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninit permusuhan baru.  Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran (satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral[7]

5.     Kesimpulan
Gandhi telah mulai merintis perjuangannya sejak di berada di Afrika Selatan. Pada tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di sana untuk melakukan tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa Afrika Selatan. 
Gandhi adalah pemimipin yang paling inspirasional pada awal abad 20. Advokasinya tentang aksi ketidakpatuhan warga serta tanpa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk mencapai perubahan sosial yang mempengaruhi pergerakan-pergerakan lain di dunia, seperti perjuanagan Marthin Luther King Jr.





Daftar Pustaka
Dear, John. Mahatma Gandhi, Rasul Non-Kekerasan,
Murni, Tri. Mahatma Gandhi Pejuang Tanpa Kekerasan, Djabatan,1994.
Harian Umum Pelita (Persatuan Umat dan Kesatuan Bnngsa edisi Rabu, 19 September 2012.
Analisa tokoh Mahatma Gandhi, pdf.


[1] Analisa tokoh Mahatma Gandhi, pdf.
[2] John Dear. Mahatma Gandhi, Rasul Non-Kekerasan, hal1
[3] Analisa tokoh Mahatma Gandhi, pdf.
[5] Analisa tokoh Mahatma Gandhi, pdf.
[6] Tri Murni, Mahatma Gandhi Pejuang Tanpa Kekerasan, Djabatan,1994.

Gerakan Keagamaan dalam Agama Hindu Dipengaruhi Kristen


Gerakan Keagamaan dalam Agama Hindu
Dipengaruhi Kristen

I. PENDAHULUAN
Arya Samaj  adalah sebuah gerakan reformasi Hindu modern yang didirikan oleh Dayananda Sarasvati, pada tahun 1875. Arya Samaj atau masyarakat Arya, menjadi kuat ketika berada di Punjab; cabangnya di Mumbay (d/h Bombay) di dirikan pada tahun1876, mengikuti model Brahmo Samaj (MasyarakatTuhan) yang didirikan oleh Ram Mohan Roy dan Debendranath Tagore. Penyatuan  kedua gerakan ini tidak berhasil karena keyakinan Dayananda atas kebenaran mutlak dari Weda,  sementara Brahmo Samaj mengambil sebagian ajarannya dari agama Kristen, Para pengikut Arya Samaj menentang pemujaan murti atau patung, serta ingin menyederhanakan ritual Hindu. Interpretasi Dayananda atas Weda ditemukan dalam bukunya berjudul "Vedabhasya". Para pengikut Arya Samaj tidak mentoleransi pemisahan berdasarkan kasta dalam masyarakat Hindu. Mereka memperkenalkan ide baru untuk mengkonversi orang-orang dari agama lain kedalam agama Hindu, terutama orang-orang Hindu yang sebelumnya beralih ke agama lain (rekonversi).  Arya Samaj melakukan karya-karya yang tak ternilai harganya dalam melenyapkan ketidak adilan sosial. AryaS amaj dewasa ini menjadi gerakan global yang bekerja di seluruh dunia.
II. ASAL - USUL  ARYA  SAMAJ
Pengaruh kebudayaan Barat memberikan dampak menentukan bagi Hinduisme. Walaupun Hinduisme  popular dan tradisional tetap menguasai masyarakat umum,  namun orang-orang terpelajar sangat - sangat dipengaruhi oleh  ide-ide baru  yang  datang dari Barat. Rasionalisme dan Positivisme cukup memikat pikiran orang-orang yang tidak puas dengan Hinduisme tradisional. Berbagai gerakan reformasi  dimulai, dimana  Brahmo-Samaj, Arya-Samaj,dan Ramakrisna Mission merupakan  gerakan yang paling penting.Secara umum dapat dikatakan bahwa  hubungan  dengan  Barat telah membuat penganut Hinduisme lebih sadar akan keniscayaan untuk menjaga nilai-nilai tradisional Hinduisme, walaupun mereka harus menyesuaikan diri dengan  melintas modern.

Masuknya orang-orang Inggris sebagai penjajah membuat Hinduis memenghadapi situasi yang berbeda secara kualitatif. Masuknya penguasa Inggris mengurangi kekuatan Islam, namun Hinduisme harus menghadap sebuah kekuatan  baru, yakni agama Kristen.Pada  saat yang sama, Hinduisme dihadapkan dengan sebuah ancaman baru,  yakni:  saina, sekularisme dan humanisme.  Justru melalui inisiatif orang-orang Barat, pengetahuan tentang Hinduisme ditemukan kembali dan termasuk studi atas kitab Weda. Dampak bagi pengikut Hinduisme tampak dari pernyataan orang  seorang tokoh nasionalis seperti  Swami  Vivekananda  bahwa Max Muller yang mengedit Rig-Weda dimasa modern mungkin adalah reinkarnasi dari Sayana  di masa kerajaan Vijayanegara.
Walaupun ada sejumlah unsur yang dipertimbangkan untuk menjelaskan kebangkitan kembali Hinduisme setelah tahun  1800, namun dari sisi Hinduisme sebagai  system  religious, orang harus mengenali peran Weda dalam proses tersebut.  Pada masa reformasi awal, justru issu tentang Weda dan otoritas Weda muncul kembali kepermukaan. Tokoh reformasi  Hindu  pertama adalah  Raja Rammohun  Roy  berusaha untuk membenarkan monoteisme yang berbasis Vedanta. Sekitar  1830,  dia mendirikan  gerakan Brahmo Samaj  di wilayah Bengal untukmelanjutkanperjuanganya.Kemudian di akhirabad ke-19, Swami DayanandaSaraswatimendirikangerakanAryaSamaj di Bombay, memperkuatkeabsolutanWedayang telahdicetuskanolehgerakanBrahma Samaj.
Menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, perkembangan Hinduisme mengalami sebuah proses pembalikan. Pada perkembangan sebelumnya, tradisi Hinduisme memperkeras posisinya untuk mempertahankan otoritas Weda karena  di bawa tekanan  Buddhisme,  Jainis medan Materialisme. Di masa modern, walaupun Hinduisme sekali lagi mendapat tekanan dari sumber Kristiani  yang  rasional,  modernis, dan reformis, Hinduisme tidak bereaksi dengan cara yang sama. Hinduisme sekarang meninggikan religious di atasotoritas religious dan tidak lagi terikat pada otoritas Weda. Sri Ramakrisna kadang kala melakukan penolakan terhadap Weda dan hanya menggunakanya sebagai simbul. Kemudian Swani  Vivekananda  juga pada saat tertentu meremehkan otorita  Hindu berkata: "Jika saya mengutip sebuah teks dari Weda dan memberikan arti yang tidak masuk akalナ maka semua orang bodoh akan mengikuti saya". Dia tidak ragu untuk mengatakan ini dalam ceramah-ceramahnya.

III. PENYEBAB TIDAK BERHASILNYA  MENGGESER DOMINASI  HINDUISME
1. Hinduisme  adalah  agama yang Inklusif  (mampu menyerap & memasukkan agama mana saja kedalam  sistemnya
2. Masyarakat  India  sendiri cukup betah dengan sistem kasta : lapisan bawah (sudra, paria) menerima statusnya  sebagai bagian dari takdir ilahi (karma; samsara), yang hanya bersifat sementara, menunggu atman bertemu dengan brahman, baik lewat proses samadi maupun lewat kematian  ( roh manusia mencapai nirwana)
3. Sementara gereja lebih menampilkan wajah barat berdasarka keyakinan bahwa India dapat dibebaskan  dari belenggu kemiskinan dan penderitaan jasmani dan rohani bika mereka semua di-Kristenkan dan di- Baratkan.  

IV. SLOGAN  ARYA  SAMAJ
Slogan  Arya Samaj adalah " kembali kepada Weda " dengan tekanan pada usahanya untuk membuktikan bahwa segala hasil perkembangan ilmu pengetahuan  modern pada dasarnya telah terdapat dalam kitab-kitab Weda.

V. CITA-CITA GERAKAN ARYA SAMAJ
Cita-citanya adalah Memurnikan  (Shuddhi)  atau mengembalikan kepada Hindu lagi melalui bujukan, godaan atau kekerasan orang Hindu dan anak-anaknya yang telah memeluk agama Islam atau Kristen.  Mereka di barisan terdepan dari segala gerakan Hindu  yang  militan.
VI. TUJUAN  ARYA  SAMAJ
Tujuan Arya Samaj adalah untuk memperbaharui  Agama  Hindu  supaya  dapat   bersaing  dengan  agama-agama  yang  lain  dan bagaimana dapat mengadakan sintese antara  yang  kuna dan  yang  baru,  antaraTimur dan Barat,  agar  orang  dapat  memberikan jaminan akan keagungan akal dan roh India.   Menyebarkan faham keesaan Tuhan dengan berlandaskan  kitab suci Hindu  yaitu  Veda.  Mereka  berpendapat  bahwa  masyarakat  modern dapat diatur dan diselenggarakan dengan  Veda. Veda  dianggap sebagai sumber  kebenaran.
VII. TOKOH-TOKOH  ARYA  SAMAJ
Gerakan Arya Samaj didirikan Oleh swami dayananda saraswati pada (1824-1884) dan ada seorang pembaharu yang lain  adalah  Sri Ramakresna  (1834-1886)  Ia seorang Imam Kuil di calcultta, ajaranya itu berpangkal pada bermacam-macam kepercayaan yang ada. Yang sebenarnya menuju pada satu tujuan perealisasian Tuhan.  Seorang pembaharu yang  lain yaitu Mahatama Ghandi  (186-1948). Ajaranya adalah untuk mencari kemenangan harus dengan satyagraha (kekuatan kebenaran) Artinya : orang harus memegang teguh kebenaran walaupun pada saat-saat  membahayakan harus dilawan dengan kebaikan .  tujuan Ajaranya itu diberikan karena ia terjun di dunia politik.  Serta  Hampir  semua tokoh-tokoh religious India di masa  Modern seperti B.G. Tilak (1856-1948), R. Tagora (1861-1941), Sri Aurobindo (1872-1950), termasuk Mahatma Gandi (1869-1948) ナ  dan kesemuanya  itu mengambil inspirasi dari Weda, walaupun dari otoritas Weda, dan bahkan Sri Maharshi (1879-1950) mewajibkan pembacaan Weda secara  teratur  di ashram Tiruvannamalai.


VIII. AJARAN-AJARANYA
Ajaran pokok bagi Arya Samaj adalah untuk mengembalikan dan memperbaiki  agama Hindu untuk memperkuat teknologi modern di India dan menolak dominasi Barat. Baik dalam bidang  pemikiran, agama, moral, maupun dalam politik.
Ajaran pokok untuk menjadi seorang anggota Arya Samaj, harus memperhatikan dan memenuhi sepuluh ajaran yaitu:
1.Tuhan adalah sebab pertama dari segala ilmu pengetahuan yang benar dan     segala sesuatu  yang dikenal nama-Nya.
2.Tuhan adalah segala kebenaran, segala pengetahuan, segala sikap perbuatan. Tuhan berdiri sendiri,  tidak bergantung pada apapun. Tuhan mahabesar, adil, mahakasih,  tidak diperanakkan, tidak terbatas, tidak berubah-ubah, tanpa permulaan, tidak dapat diperbandingkan, sumber dari segala kekuatan, meliputi segala sesuatu, mahatahu, tidak akan musnah, kekal abadi, bebas dari rasa takut, mahasuci, dan merupakan sebab dari alam semesta. Hanya kepada-Nyalah sesembahan diberikan.
3.Weda adalah kitab pengetahuan yang benar dan orang-orang Arya wajib membacanya, wajib mendengarkannya dengan baik pada waktu kitab tersebut dibaca, wajib mengajarkan dan mengembangkannya kepada orang lain.
4.Orang  harus menerima kebenaran dan menolak  yang tidak benar.
5. Segala perbuatan hanya dilakukan dengan mengharapkan kebaikanya semata dan harus dilakukan setelah mempertimbangkan baik buruknya terlebih dahulu.
6.Tujuan utama dari Samaj adalah berbuat baik dan melakukan kebaikan di dunia dengan meningkatkan perbaikan jasmani, rohani dan keadaan social manusia.
7.Segala sesuatu harus dinyatakan dengan rasa cinta kasih, adil, dan menjungjung tinggi kebaikan.
8.Ketidak-tahuan harus dihilangkan dan pengetahuan  yang  benar harus diresapi.
9.Tidak seorang pun berpendapat bahwa dirinya saja  yang  baik.  Orang harus  menghargai kebaikan  orang lain.                                                      
10.Menjunjung tinggi yang bermanfaat bagi keadaan social seluruh masyarakat dan tidak boleh memperturut diri mencampuri  orang lain; akan tetapi dalam masalah pribadinya seseorang boleh berbuat  bebas.


IX. KEBAKTIAN  ARYA  SAMAJ
Kebaktian  yang dilakukan pada hari Minggu gerakan ini barang kali agak terpengaruh oleh agama Kristen.
Kebaktian dilakukan dengan menyanyikan kidung-kidung, doa-doa, khotbah, ibadat korban sebagaimana yang diajarkanWeda. Organisasi gerakan ini sangat kuat dan memiliki sikap anti asing atau Kristen  yang sangat kuat. Tetapi dalam hubungannya dengan  Islam, gerakan ini mampu hidup bersama-sama untuk jangka waktu  yang  cukup lama .


X. KEYAKINAN GERAKAN ARYA SAMAJ
Gerakan ini menyakini bahwa kitab Weda adalah Abadi dan merupkan dasar dari agama hindu, akan tetapi menafsirkannya  sedemikian rupa sehingga kadang-kadang dianggap tidak beralasan oleh orang-orang Hindu yang beraliran ortodoks (terutama dikalangan Shanata Dharmis).  


KESIMPULAN
Gerakan Arya Samaj adalah sebuah sekte reformasi yang kuat dan modern, dimana agama Hindu ini tidak hanya menyentuh aspek kerohanian manusia saja, melainkan sudah menjadi pandangan hidup, nafas kebudayaan dan landasan struktur kemasyarakatan. Dimana pengaruh Barat  hadir dengan corak  teologi yang sepintas lalu menjadi religiositas dan budaya hindu.
Pada masa  gerakan arya samaj  ini,  ajaran-ajaranya di pandang  sebagai  ajaran yang  mengenai ketentraman jiwa yang paling tinggi, manusia yang telah sadar akan kesatuannya dengan Allah akadilepaskan dari segala hawa nafsu dan keinginannya akan aman.
Kepercayaan  aliran ini Selain kitab Weda, Hinduisme juga sangat menghargai hasil kesusasteraan yang termaktub dalam kitab Ramayana dan Mahabarata, dimana keduanya mengungkapkan perihal nilai perjuangan menegakkan kebenaran. Ramayana adalah hasil karya Walmiki yang mengemukakan peranan Rama dan Sinta dalam menghadapi keangkaramurkaan Rahwana; sedangkan Mahabarata hasil tulisan Wiyasa menampilkan peranan Pandawa melawan kejahatan Kurawa.


Daftar  pustaka:
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum,Pt Grafindo Persada, Jakarta,  2010
Ali, Matius, Filsafat India sebuah pengantar & Buddhisme, Tangerang,  Sanggar Luxor, 2010
Ali, Mukti, Agama-agama Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1988
Hadiwijono, Harun, Agama Hindu dan Buddha, Jakarta, PT BPK Gunung Mulia, 2010.Hadiwijono, Harun, Sari Filsafat India, PT BPK Gunung Milia, Jakarta, 1989
Aritonang,  Jan s, dan Jonge, De, Apa dan Bagaimana Gereja? Pengantar  sejarah eklesiologi, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009

sumber: Makalah Lailatul Fawaidah

Peta Penyebaran Agama Hindu


Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu: 
  • Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
  • Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
  • Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
  • Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.

Seni Ukir Hindu-Buddha


Prasasti Hindu

 Kerajaan Tarumanagara
Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanagara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.Daftar isi [sembunyikan]

Sejarah
Bila menilik catatan prasasti, tidak ada penjelasan yang pasti siapa yang mendirikan pertama kal kerajaan Taruma. Raja yang berkuasa adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Prasasti
Prasasti Kebon Kopi,
dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor
Prasasti Tugu,
ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.
Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor
Lahan tempat prasasti itu ditemukan berbentuk bukit rendah berpermukaan datar dan diapit tiga batang sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat itu masih dilaporkan dengan nama Pasir Muara. Dahulu termasuk bagian tanah swasta Ciampea. Sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang.
Kampung Muara tempat prasasti Ciaruteun dan Telapak Gajah ditemukan, dahulu merupakan sebuah “kota pelabuhan sungai” yang bandarnya terletak di tepi pertemuan Cisadane dengan Cianten. Sampai abad ke-19 jalur sungai itu masih digunakan untuk angkutan hasil perkebunan kopi. Sekarang masih digunakan oleh pedagang bambu untuk mengangkut barang dagangannya ke daerah hilir.
Prasasti pada zaman ini menggunakan aksara Sunda kuno, yang pada awalnya merupakan perkembangan dari aksara tipe Pallawa Lanjut, yang mengacu pada model aksara Kamboja dengan beberapa cirinya yang masih melekat. Pada zaman ini, aksara tersebut belum mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah (lontar) abad ke-16.
Prasasti Pasir Muara
Di Bogor, prasasti ditemukan di Pasir Muara, di tepi sawah, tidak jauh dari prasasti Telapak Gajah peninggalan Purnawarman. Prasasti itu kini tak berada ditempat asalnya. Dalam prasasti itu dituliskan :
ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpulihkan haji su-nda
Terjemahannya menurut Bosch:
Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.
Karena angka tahunnya bercorak “sangkala” yang mengikuti ketentuan “angkanam vamato gatih” (angka dibaca dari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam tahun 458 Saka atau 536 Masehi.
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Sungai Ciaruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Sungai Cisadane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa Sansekerta. Isinya adalah puisi empat baris, yang berbunyi:
vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam
Terjemahannya menurut Vogel:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara.
Selain itu, ada pula gambar sepasang “pandatala” (jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan &mdash& fungsinya seperti “tanda tangan” pada zaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung itu menunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan kekuasaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara parwa II, sarga 3, halaman 161, di antara bawahan Tarumanagara pada masa pemerintahan Purnawarman terdapat nama “Rajamandala” (raja daerah) Pasir Muhara.
Prasasti Telapak Gajah
Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu baris berbentuk puisi berbunyi:
jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam
Terjemahannya:
Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata
kepunyaan penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa.
Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah nama gajah tunggangan Batara Indra dewa perang dan penguawa Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman diberi nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumanagara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah. Demikian pula mahkota yang dikenakan Purnawarman berukiran sepasang lebah.
Ukiran bendera dan sepasang lebah itu dengan jelas ditatahkan pada prasasti Ciaruteun yang telah memancing perdebatan mengasyikkan di antara para ahli sejarah mengenai makna dan nilai perlambangannya. Ukiran kepala gajah bermahkota teratai ini oleh para ahli diduga sebagai “huruf ikal” yang masih belum terpecahkan bacaaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukiran sepasang tanda di depan telapak kaki ada yang menduganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembar atau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan). Keterangan pustaka dari Cirebon tentang bendera Tarumanagara dan ukiran sepasang “bhramara” (lebah) sebagai cap pada mahkota Purnawarman dalam segala “kemudaan” nilainya sebagai sumber sejarah harus diakui kecocokannya dengan lukisan yang terdapat pada prasasti Ciaruteun.
Prasasti lain
Di daerah Bogor, masih ada satu lagi prasasti lainnya yaitu prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris:
shriman data kertajnyo narapatir – asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam – padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam – bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.
Terjemahannya menurut Vogel:
Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.


Prasasti disebut juga batu bertulis, karena prasasti terbuat dari batu. Prasasti biasanya dibangun untuk mengenang suatu peristiwa penting yang telah terjadi. Dari prasasti inilah kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu.
Prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia berasal dari abad ke-5, yaitu peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai dan peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan
Tarumanegara. Isi prasasti sebagian besar mengagungkan keperkasaan raja.
Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, di dekat muara sungai Cisadane Bogor. Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri atas 4 baris syair. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Raja Purnawarman merupakan salah seorang raja dari Kerajaan Mataram Kuno.
Berikut adalah daftar Prasasti yang ditemukan di berbagai wilayah di ndonesia:



One of the oldest kingdoms of Indonesia, the Hinduism Tarumanagara from the 5th century, was probably located near Bogor. In the area a number of inscriptions has been found, under them a remarkable one, which still can be seen in Ciampea, 15 km west of the city, approximately two kilometers Southwest of the botanical gardens It’s a big stone in a riverbank, which contains several lines of Indian style inscriptions, and two king-size footprints, which should have been from the conqueror and king Purnawarman. This inscription tells about the influence of king Surawisesa of Pajajaran in 1533, an important Hindu-king. This inscription is used Sanskrit language.
A replica of the stone can be found in the Fatahillah Museum in Jakarta. The name of the kingdom seems to have close ties with the river, which runs through the Bandung Basin east of Bogor to the coast, Citarum River. Because the inscriptions were found here, the historians concluded the capital of Tarumanagara should have been here, also because it’s a good place for defense, and it also provides entry to the fertile hinterlands and the nearby trading harbors at the Sunda Strait.
The site is located on the bank of the Ciaruteun river in Ciampea village which can be reached by driving along the 9-kilometer road from Bogor to Ciampea followed by going on foot for about two kilometers.

Sistem Kemasyarakatan , Pemerintahan, Filsafat dan kepercayaan masa Hindu Bali


Diskripsi Sistem Kemasyarakatan , Pemerintahan, Filsafat dan kepercayaan masa Hindu Bali.
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi" dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.
Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).
Keyakinan dalam Hindu
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.
 Konsep ketuhanan
Salah satu bentuk penerapan monoteisme Hindu di Indonesia adalah konsep Padmasana, sebuah tempat sembahyang Hindu untuk memuja Brahman atau "Tuhan Sang Penguasa".

Seorang perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesaji di tempat suci keluarganya.

Kuil Hindu di caldeira Bromo, pegunungan Tengger, Jawa Timur
Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh.

Sekte (aliran) dalam Hindu
Jalan yang dipakai untuk menuju Tuhan (Hyang Widhi) jalurnya beragam, dan kemudian dikenallah para dewa. Dewa yang tertinggi dijadikan sarana untuk mencapai Hyang Widhi. Aliran terbesar agama Hindu saat ini adalah dari golongan Sekte Waisnawa yaitu menonjolkan kasih sayang dan bersifat memelihara; yang kedua terbesar ialah Sekte Siwa sebagai pelebur dan pengembali yang menjadi tiga sekte besar, yaitu Sekte Siwa, Sekte Sakti (Durga ), dan Sekte Ganesha, serta terdapat pula Sekte Siwa Siddhanta yang merupakan aliran mayoritas yang dijalani oleh masyarakat Hindu Bali, sekte Bhairawa dan Sekte - Sekte yang lainnya. Yang ketiga ialah Sekte Brahma sebagai pencipta yang menurunkan Sekte Agni, Sekte Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk mencapai tujuan hidup menurut Agama Hindu, yaitu moksha (kembali kepada Tuhan), dan pemeluk Hindu dipersilahkan memilih sendiri aliran yang mana menurutnya yang paling baik/bagus.

Sistem Pemerintanhan Hindu
Dalam perkembangan sejarah selanjutnya maka untuk menunjukkan adanya kekuasaan tertinggi pada beberapa wanua mereka mengangkat seorang penguasa tertinggi yang telah mampu menunjukkan kekuasaan dan wewenangnya. Pengangkatan itu memerlukan suatu upacara penobatan dan dilakukan oleh pemimpin agama. setelah menerima gelar abhiseka, selanjutnya mereka itu memakai gelar ratu, sang ratu, raja, Maharaja, Sri maharaja dan lain-lainnya.
Menurut Pitirim A. Sorokin sistem berlapis memang merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mengenai sistem pelapisan di masyarakat itu, bukan hal yang baru. Bahkan pada zaman kuno dahulu, seorang ahli filsafat Yunani yang kenamaan yaitu Aristoteles juga pernah mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap masyarakat atau negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian itu setidaknya membuktikan bahwa di zaman dahulu itu dan juga pada zaman-zaman sebelumnya, orang telah mengakui adanya pelapisan di masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.

KEPEMIMPINAN
Pengamatan atas sumber-sumber sejarah Indonesia Kuna memberi petunjuk bahwa hampir sebagian besar raja-raja pada zaman Bali kuno mengaku dirinya sebagai keturunan Wisnu. Misalnya raja Anak Wungsu mengaku dirinya inkarnasi dewa hari (saksat mira harimurti). Hari sebenarnya adalah nama lain dari dewa Wisnu. Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa pemujaan kepada dewa-dewa Trimurti lainnya terutama Dewa Siwa, dilupakan pada masa itu. Hal ini dapat diketahui karena hampir setiap prasasti yang dikeluarkan oleh sang raja didalamnya terdapat ungkapan yang menyamakan atau mensejajarkan kedudukan baginda dengan Dewa Harimurti, dimana Dewa Hari atau Wisnu pada hakekatnya sama dengan Dharma.

PENGATURAN
Bagaimana seorang pemimpin mengatur jalannya roda pemerintahan, hal ini sekaligus akan mewarnai corak kepemimpinannya. Pada masa pemerintahan raja-raja Bali kuna (abad 8-15) yang bersifat monarchi, pemerintahan diatur menurut buku suci Weda Smrti. Bukti-bukti tentang ini, berasal dari sumber-sumber prasasti yang ditulis pada batu (saila prasasti) maupun perunggu (tambra prasasti). Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Haji Jayapangus dan juga dalam periode-periode selanjutnya, kitab hukum yang sering disebut-sebut ialah kitab Manawasasanadharma, Manawakamandaka, Manawa Kamandaka Sasanadharma