Monday, December 10, 2012

Sejarah Agama Hindu Zaman Sungai Indus

Sejarah agama hindu dari zaman sungai Indus Sejarah kebudayaan India itu dimulai pada perkembangan kebudayaan-kebudayaan yang besar di Mesopotamia dan Mesir. Dimanan pada zaman kuno itu penduduknya disebut dengan Jambodwipa yang artinya benua pohon jambu atau Bharatwarsa yang artinya tanah keturunan Bharat. Antara tahun 3000 dan 2000 S.M, rupa-rupanya di Lembah Sungai Sindhu (Indus) telah ada bangsa-bangsa yang peradabanya menyerupai bangsa Sumeria di daerah Efrat dan Tiggris. peradaban itu dapat di ketahui dengan adanya sisa-sisa dari berbagai penemuan seperti cap dari dinding dan tembikar yang ada tanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan binatang yang menceritakan kepada kita adanya persesuaian dalam peradaban tersebut. Dan pada zaman itu juga di temukan di sepanjang pantai dari laut Tengah sampai ke teluk Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan sudah meningkat perkembangan kebudayaanya terutama di dekat kota Harappa di punjab dan di sebelah utara Karachi, bahkan di situ ditemukan sisa-sisa sebuah kota yang bernama Mohenjodaro, yang mana orang-orang tersebut telah mempunyai rumah-rumah yang berdinding tebal dan bertentangga. Tata letak Kota Di Kota Mohenjodaro terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan dibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah tinggal dan pertokoan itu sudah terbuat dari batu bata lumpur.Wilayah kota itu dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi dengan jalan yang ada aliran airnya. Sistem Pertanian dan Pengairan Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian sehingga menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.dan Pembuatan saluran irigasi serta pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain. Sanitasi (Kesehatan) Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh jendela. Teknologi Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah. Kepercayaan Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu). Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian. Pendduduk itu terkenal dengan “Bangsa Dravida”. Yang mula-mulanya mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negrinya sendiri, karena mereka di sebelah utara telah hidup sebagai orang taklukan dan dan bekerja kapada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu. Kemudian antara tahun 2000 dan 1000 S.M, masuklah bangsa “Arya” ke India di sebelah utara, yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran dan memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan “Hindu-Khus”. Bangsa Arya ini tergolong bangsa Indo-German. Pada masa itu bangsa arya menetap di sungai Sindhu yang ketika itu masi subur, jadi ketika mereka berada di daerah itu mereka masih menjumpai suatu peradaban tua yang di dalamnya terdapat berbagai hal yang berbeda debgab bangsa dravida.ketika mereka lebih jauh memasuki India sampai di tepi sungai gangga dan sampai di sebelah selatan di situlahmereka makin campur dengan bangsa dravidadan ahkirnya terwujudlah suatu kesatuan. Berkat peleburan kebudayaan dravida yang tua itu dengan kebudayaan arya terjadilah kemudian kebudayaan India. Mungkin ketika bangsa Arya memasuki kota India dengan cara yang kurang beradab dari pada bangsa dravida yang di taklukkanya, tetapi mereka lebih unggul di dalam ilmu peperangan dari pada bangsa dravida. Pada waktu bangsa Arya masuk ke India, mereka itu masih merupakan setengah nomad (pengembara), yang beginya peternakan lebih besar dari pada pertanian, sehingga bagi bangsa Arya kuda dan lembu adalah binatang-binatang yang sangat di hargai dan di anggap suci. Di bandingkan dengan bangsa dravida yang tinggal di kota-kota dan mengusahakan pertanian serta menyelenggarakan perniagaan di sepanjang pantai, maka bangsa Arya itu bolahlah dikatakan primitif. Dahulu orang selalu berpandangan bahwa kebudayaan India itu seluruhnya dibawa oleh bangsa Arya, tetapi setelah dilakukan penggalian-pemggalian maka berubahlah pandangan tersebut dan semakin banyak diketahui bahwa unsur-unsur di dalam kebudayaan India itu berasal dari bangsa Dravida yang tertua. Umpamanya sebelum bangsa Arya masuk bangsa dravida sudah mempunyai patung-patung Dewa, sedangkan bangsa Arya belum,jadi gejalah yang tipik atau khas di dalam agama Hindu ialah pengakuan adanya dewa-dewa Induk, itupun suatu gejalah pra-Arya. Dan gejalah-gejalah agama Hindu itu rupanya tidak berasal dari bangsa Arya melainkan berasal dari bangsa Dravida. Jadi dapat dikonstatir dengan jelas, bahwa agama Hindu itu sebagai agama tumbuh dari dua buah sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan yang berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal dangat berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu.

0 comments:

Post a Comment